Jakarta - Ketika kita hendak bepergian dari rumah, biasanya
kita selalu memastikan untuk mengunci pintu dan jendela. Hal seperti itu
pulalah yang pada dasarnya harus dilakukan oleh para pengguna perangkat
komputasi yang terintegrasi dengan internet.
Berdasarkan data yang dirilis Menkominfo, paling tidak
terdapat lebih dari 36 juta serangan cyber di Indonesia dalam kurun waktu tiga
tahun terakhir. Sebagian besar dari kasus serangan cyber yang terjadi adalah
kasus pencurian data. Dengan semakin berkembangnya tren transaksi online, pihak
konsumen menjadi pillar utama dalam mencegah kejahatan di dunia online.
Atas dasar itu, Intel Security memberikan insight mengenai
'5 Habits of Unhackable People', atau 5 kebiasaan yang harus dilakukan pengguna
internet agar terhindar dari tindak kejahatan cyber.
David Freer, VP Consumer APAC Intel security dalam
keterangan resminya mengatakan, "Dengan semakin meningkatknya konektivitas
antar perangkat, hal-hal yang dapat membantu kemanan konsumen sangatlah
penting. Namun banyak yang masih harus dilakukan dalam mendorong konsumen untuk
mengadopsi kebiasaan yang dapat melindungi mereka dari serangan cyber dan
menjadi 'firewall' bagi mereka sendiri."
Berikut ulasannya:
1. Berpikir sebelum Anda
meng-klik
Orang bijak tidak akan sembarangan meng-klik apapun ketika
ia terkoneksi dengan internet. Menurut data Intel Security, 95% dari kasus
peretasan yang terjadi di tahun 2013 lalu, disebabkan oleh ketidak sadaran
pengguna dalam meng-klik tautan yang muncul di layar komputer (atau perangkat
mobile).
Oleh karena itu, Intel Security mengimbau para pengguna
internet untuk menerapkan, Stop, Think, Connect. Ini artinya, pengguna tak
perlu terburu-buru untuk meng-klik sebuah tautan. Perhatikan dengan seksama,
setelah yakin aman, barulah kita meng-klik-nya.
Berpikir Sebelum Anda Meng-Klik
2. Alamat situs HTTPS lebih
aman
Seluruh alamat situs yang ada di dunia maya saat ini
menggunakan awalan alamat 'HTTP://' atau 'HTTPS://'. Menurut penjelasan Intel
Security, alamat situs 'HTTPS://' jauh lebih aman dan cepat dibandingkan
HTTP://'. Secara teori, alamat situs berawalan 'HTTPS://' telah dilengkapi
dengan fitur keamanan enkripsi dasar.
3. Bukan mengingat, tapi
memanajemen password
Kombinasi password yang kuat tidaklah cukup, Anda perlu
mengingatnya. Padahal, faktanya kini Anda tidak perlu mengingat password secara
detail. Sebab, kini telah banyak aplikasi manajemen password yang dapat
dimanfaatkan. Buatlah password yang sangat kuat (umumnya sangat sulit diingat),
dan aplikasikanlah software manajemen password. Keamanan Anda akan lebih
terjamin.
4. Otentikasi 2 langkah
Fitur kemanan otentikasi dua langkah saat ini sudah banyak
digunakan di banyak layanan berbasis internet, khususnya bagi layanan-layanan
perbankan, atau layanan lain yang berhubungan dengan sektor finansial.
Sistem keamanan ini sangat aman karena selain diminta
memasukkan password, umumnya proses otentikasi dua langkah akan melibatkan
nomor ponsel pribadi Anda. Jadi, pihak penyedia layanan akan meminta detail
nomor ponsel pribadi Anda untuk mengirimkan sandi rahasia lain (selain
password) yang perlu Anda cantumkan tiap kali melakukan login suatu akun.
5. Gunakan VPN
Virtual private network (VPN) adalah salah satu elemen
penting dalam proses pengaman diri dari resiko kejahatan cyber. Namun
penggunaan VPN pun ada caranya. Anda tak perlu terus-menerus menggunakan VPN,
ada waktu-waktu yang memang tepat untuk menggunakan VPN.
Salah satu saat yang paling tepat untuk menggunakan VPN
adalah ketika Anda menggunakan jaringan internet publik. Seperti fasilitas
Wi-Fi gratis di hotel, bandara, kafe, atau tempat umum lainnya.
(dhi/dew)
Post A Comment:
0 comments: